Sabtu, 20 Agustus 2022

 

Meraih Ilmu dengan Perjuangan dan Pengorbanan


Sesungguhnya segala sesuatu datangnya dari Allah Subhanallahu wata’ala melalui Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Allah menetapkan syariat agama Islam untuk hamba-Nya melalui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Kemudian Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam mengajarkannya kepada umatnya, yaitu kepada sahabat, sahabat kepada tabiin hingga sampai kepada ummat akhit zaman. Begitulah cara ilmu mengalir sampai kepada kita sekarang ini.

 

Islam mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu, dari mulai lahir sampai akhir hayatnya.

 




“Menuntut ilmu wajib atas setiap Muslim”. (Hr. Ibnu Majah)

Mengapa menuntut itu wajib? Karena segala sesuatu yang kita lakukan jika tidak disertai dengan ilmu, maka itu akan menjadi suatu hal sia-sia. Dalam segi agama semua ibadah dan amalan-amalan yang kita lakukan harus disertai dengan ilmu. Jika hendak shalat, maka kita harus tahu tata cara atau rukun shalat. Bagaimana cara berwudhu yang diajarkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, ada berapa rakaat-rakaat shalat, yang hendak kita jalankan shalat wajib atau shalat sunnah?. Kemudian melaksanakan puasa, kitapun harus tahu yang mana puasa wajib dan puasa sunnah, serta kapan melaksanakannya.

Dalam lingkungan sosial pun kita memerlukan ilmu untuk dapat berbaur dengan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam mengajarkan kita untuk memuliakan ulama, menghargai sesama dan menyayangi yang lebih muda. Beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam juga mengajarkan kita mengenai adab-adab memuliakan sesama muslim.

Semua hal yang kita lakukan haruslah disertai dengan ilmu yang di ajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam, sehingga amalan ibadah dan perbuatan kita bernilai ibadah dan diganjar pahala oleh Allah Subhanallahu wata’ala.

Allah Subhanallahu wata’ala meninggikan derajat bagi orang-orang yang berilmu;




 

 Artinya:

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al Mujadalah: 11)

 

Pintu-pintu ilmu diantaranya adalah mendatangi para ulama. Banyak bertanya kepada ulama mengenai hal-hal yang berkenaan dengan agama, baik mengenai ibadah maupun kehidupan sehari-hari. Kemudian bergaul dengan orang-orang sholeh. Sehingga kita akan mendapatkan pancaran kesholehannya. Dan pintu ilmu berikutnya adalah sering-seringlah kita menghadiri majelis ilmu. Majelis ilmu merupakan sunnahnya Baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Di dalamnya bertebar keberkahan, sakinah, tempat berkumpulnya para malaikat yang bersyaf-syaf sampai ke Arsy-nya Allah Subhanallahu wata’ala. Terdapat janji Allah Subhanallahu wata’ala diampuninya dosa-dosa kita jika kita menghadiri majelis ilmu. Barangsiapa memudahkan langkahnya menuju majelis ilmu, maka Allah mudahkan langkahnya menuju surga.


Contohlah pada Nabi dan para ulama dalam menuntut ilmu. Seberapa jauh dan seberapa besar perjuangan beliau-beliau dalam mendapatkan ilmu.

 

Amatilah bagaimana perjuangan dan pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dalam mendapatkan ilmu agama Allah. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sampai rela dibakar Raja Namrud demi memperjuangkan agama Allah. Siti Hajar rela ditinggalkan ditengah padang pasir yang tandus, tanpa makanan dan kehausan berlari dari Syofa ke Marwah demi mendapatkan air untuk dirinya dan anaknya, Nabi Ismail ‘alaihissalam. Tangisan Nabi Ismail ‘alaihissalam sampai mengundang turun Malaikat Jibril dan menggali sumur Zamzam. Nabi Ismail ‘alaihissalam pun rela disembelih oleh ayahnya, Nabi Ibrahim ‘alaihisalam demi menaati perintah Allah Subhanallahu wata’ala. Dari perjuangan dan pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim ‘alaihissalam inilah kita mendapatkan keberkahan ilmu mengenai rukun haji dan berqurban.

 

Kemudian contoh perjuangan keluarga dalam menuntut berikutnya adalah keluarga Imam Bukhori rahmatullah ‘alaih.

Keluarga Imam Bukhori rahmatullah’alaih merupakan keluarga yang kaya raya. Namun kekayaannya dihabiskan oleh Ibundanya untuk memenuhi keperluan menuntut ilmu bagi Imam Bukhori rahmatullah’alaih. Ibunda Imam Bukhori menghantar beliau dari satu ulama ke ulama yang lain, dan dari satu negara ke negara yang lain. Sehingga menjadilah putranya, yaitu Imam Bukhori rahmatullah’alaih menjadi ulama perawi hadist terkenal di dunia. Yang keberkahan ilmunya tersebar dan selalu digunakan setiap pelajar atau santri yang menuntut ilmu agama hingga saat sekarang ini.

 

Tanpa perjuangan dan pengorbanan dalam menuntut ilmu kita tidak akan mendapatkan keberkahan ilmu.

 

 

Malika Al Faroq

20/8/2022, 19.55

Tidak ada komentar:

Akar Kata [Mujarad] Dalam Bahasa Arab

Umumnya atau mayoritas akar kata dalam bahasa Arab terdiri dari 3 huruf  biasanya berharakat fathah.  Akar kata bahasa Arab ini biasanya  ad...