Sabtu, 20 Agustus 2022

 

Gosip-isme (lucu)

 

 

Suasana suatu kantor adalah satu kewajaran jika sekali-kali terjadi intrik dan penebaran gosip antar karyawannya. Gosip terutama, adalah yang paling sering menjadi peramai suasana kantor dan penggerak para karyawan berkerumun di jam-jam istirahat atau waktu lowong dari pekerjaan.

 

Biasanya sich gosip beredar di kalangan level  manager ke bawah, dan dilakukan oleh 87% wanita, sisanya pria,-yang gemulai maupun tidak.

 

Aku, ehem...alhamdulillah tidak termasuk dalam penggemar gosip. Aku lebih memilih jutaan elektron yang ditebarkan monitor didepanku untuk menyerang mataku –pilihan bodoh yg dipaksakan-. Istilahnya ngoprek-ngoprek, apa sich dalemnya ni komputer?.

 

Tapi ini bukan berarti aku tidak tahu gosip yang sedang beredar. Ada aja kok yang tiba-tiba duduk manis di bangku samping meja kerjaku, dan bercerita kondisi up to date kantor. Yang aku tanggapi dengan “oh ya?”. Alhasil dapat komentar “Aduch Dien, gak gaul banget sich loe!”. Hehehe...

 

Suatu hari teman seperjuangan di kantor tercinta yang duduk persis di belakang aku terdengar berbincang di telepon dengan seseorang -yang aku pastikan aku pun kenal dengan lawan bicaranya itu. Tidak bermaksud nguping, tidak. Jarak kami dekat, hanya dibatasi partisi, teman aku berbisik pun aku jamin aku dengar. Itu saking dekatnya.

 

Aku pun dapat mengerti dan menuliskan ulang bahwa sang lawan bicara ini menginformasikan sesuatu hal yang baru, semacam penambahan fasilitas kerja untuk salah satu teman kami, yang berita ini disambut dengan riang dan sedikit ledekan 'menggoda' teman aku kepada lawan bicaranya itu.

 

Setelah selesai bertelepon ria, sang teman ini dengan ikhlas dan penuh keriangan dilapisi perasaan iri mengabarkan ulang berita yang dia dapat itu kepada teman satu ruangannya, yang hanya dibatasi partisi, yaitu aku.

 

Seperti biasa, aku hanya bisa merespon “oh ya?, hebat donk”. “Kapan ya kita dapet juga?” sambungnya sambil pergi, entah kemana lagi teman aku ini akan menyebarkan berita barunya.

 

Untukku pribadi sebagai karyawan, berita itu tidak begitu berpengaruh. Tapi sebagai diri aku pribadi, yang ada di hati aku adalah aku bangga dengan teman kantor yang mendapat fasilitas kerja itu. Dia salah satu sahabatku, bangga donk.

 

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapati bahwa berita itu tersebar luas dan didengar oleh sebagian besar penghuni kantor. Setengah hari cukup, berita itu sudah heboh.

 

Dan itu terjadi dibelakang aku, komputer adalah teman sejati aku saat kejadian itu berlangsung.

 

Sampai kesesokan harinya setelah kejadian telepon ceria teman aku itu, sore harinya ada sms yang sengaja tidak aku kutip semua, tidak persis seperti aslinya, tapi ini poinnya. “...kalau kamu tau soal berita 'ini', tolong jangan disebarin kemana-mana ya?..”.

 

“What??!!” hey...sudah beredar loch....dan.... whay me..? kenapa sms itu datangnya ke HP aku yang mungil dan tidak berdosa itu? kenapa tidak ke teman aku yang lain? teman yang duduk dibelakang aku yang hanya beda partisi itu minimal? kenapa aku? semua itu terjadi di belakang aku kok, oh my God...!

 

Aku minta ampun gemes dengan sms itu, tapi duch... ini dikirimkan oleh sahabat baik aku yang berita akan mendapatkan fasilitasnya itu dijadikan gosip. Aku tidak yakin sahabat aku ini bersms atas kehendak dia sendiri, aku memperkirakan ada instruksi dibalik itu. Sahabat aku ini ada di kantor yang berbeda. Alih-alih mengobral geram, maka aku memilih menjawab sms nya berikut “....kalau memang berita itu benar, bersyukurlah. Tapi jika tidak, berdo'alah. Allah Maha Mendengarkan dan Mengabulkan do'a”.

 

Tidak lama setelah itu, aku mendengar bahwa atasan kami, -yang kemarin bertelepon ceria dengan teman satu ruangan dengan aku itu- menitahkan kepada para punggawanya untuk memerintahkan kepada entah siapa yang ada dibawah tanggung jawab mereka untuk menghentikan tersebarnya gosip itu. Dan diinfokan juga, bahwa seharusnya berita itu sementara hanya boleh ada di level midle to top management. -*bassee banget gak sech?!*- 😊

 

Dan lagi-lagi aku dibuat heran, karena aku salah satu yang mendapat telpon interogasi penghentian gosip itu dari sang punggawa. Dipesankan untuk tidak menyebarkan lagi gosip itu kalau sudah tahu. Kam……eett!!.

 

Bagaimana caranya dia memilah siapa yang ditelpon, aku juga tidak mengerti. Yang jelas sich, kondisi kantor kami tidak memerlukan seorang penyelidik bayaran untuk mencari tahu biang kerok suatu kejadian. Kami masih mampu, dan gampang kok, bisa dilihat dengan jelas sebenarnya. Skalanya kecil. Hanya karena kondisinya terlalu kekeluargaan, jadi semua dianggap sama rata. Dan, aku yakin sang Punggawa ini pun mendapat berita dari sumber yang sama sebelumnya. Jadi harusnya sudah tau kan siapa yang menyebarkan dan harus dihentikan?.

 

Dan bukan kah dengan sistem telpon seperti itu, orang yang tadinya tidak tahu jadi tahu?

 

Ha..ha..ha... tambah lebar dech..

 

Itulah makanya aku tidak mau menjadi anggota kelompok gosip mania. Sangat lucu dan melucukan diri sekali.

 

Aku tidak mengerti dan masih heran, kenapa sms dan telpon itu juga diarahkan ke aku. Wach... ada konspirasi negatif nich..

 

Hey... datanglah kau wahai gosip, maka kau ku tendang!!!!!

 

Sepertinya mereka belum tau siapa yang menjaga aku. Tidak bermaksud sombong, tapi Allah bersamaku, bos…

 

Kalau mau dirunut, kejadian ini pernah aku alami sebelumnya. Topiknya berbeda, -lebih hot malah- hehehe…, para pelaku juga hampir sama semua. Alhamdulillah semua teratasi dengan baik.

 

Ke depan, aku akan dan harus lebih siap dan waspada atas gosip-gosip yang beredar diatasnamakan ke aku lagi.

 

Ya Allah, terima kasih atas pelajaran yang berharga yang Engkau ajarkan untuk hamba. Terima kasih atas kasih sayang yang selalu tercurah kepada hamba. Terima kasih atas penjagaan-Mu yang menyamankan hamba. Tegur hamba jika hamba lalai ya Allah.

 

Haturkan pula kasihsayang-Mu untuk teman-teman dan sahabat-sahabat hamba di kantor, ya Allah. Tajamkan pengertian mereka bahwa Engkau Maha Melihat dan Mengetahui.

 

Amien.

 

 

22.22

Leuwinanggung 300308

Tidak ada komentar:

Akar Kata [Mujarad] Dalam Bahasa Arab

Umumnya atau mayoritas akar kata dalam bahasa Arab terdiri dari 3 huruf  biasanya berharakat fathah.  Akar kata bahasa Arab ini biasanya  ad...