Selasa, 01 April 2014

Sweet Memory: The True Sweet Story _ Family Gathering PTJ-MI



Sekitar bulan Januari atau Pebruari, saya tidak ingat pastinya, rekan senior di PTJ menginformasikan ke saya bahwa PTJ akan mengadakaan Piknik. Sebuah informasi yang menggembirakan bagi keluarga PTJ. Karena sudah 12 tahun –menurut yang sudah bekerja melebihi masa itu- PTJ tidak mengadakan piknik lagi. Untuk saya, 12 tahun adalah masa kerja saya lebih 10 bulan. Artinya piknik yang akan saya ikuti itu adalah yang pertama selama saya bekerja.

Rekan senior yang menginformasikan tentang piknik itu, yang ahli sekali meng-arrange piknik, yang luar biasa mahir memanage pemesanan tiket maupun hotel untuk dewan direksi sampai teman tehnik, sambil menginformasikan itu, beliau bilang “nanti kamu jadi panitianya ya?”
Oh tentu, saya senang sekali dengan ajakan itu, saya sedang dapat melakukan sesuatu untuk semua anggota keluarga PTJ-MI, saya senang bisa melayani orang lain.

Di kepanitiaan piknik ini diketuai oleh Ibu Nenden Afsianti –sang rekan senior- dan diwakili oleh Kristiawan, dengan anggota panitianya Agung Sutopo, Acep Suganda, Neny Setyaningsih, Anne Situmorang, Lilis Kurnia Wati, Kresentia K. Fungsin, Djoko S. Pamudji, Aliasar, Sigit Sutrisno, Andi Supriono, Muhuji Amin, Hennry Nusa Satria, Triyana, Lutfi Adhaeri, Sapto Adi Kurniawan, Nena Haryani, Anton Ponawan, Pak Yudhi (KK's husband) dan saya. Piknik diberi nama Family Gathering PTJ-MI, dan peserta turut membawa keluarga mereka.

Hari Sabtu, 3 Mei 2008 adalah hari keberangkatan gathering yang diadakan di Lembang Asri. Keberangkatan berpusat di PTJ. Awalnya, karena saya termasuk yang berangkat satu hari lebih dulu, sempat khawatir kalau teman-teman panitia yang mengawal keberangkatan kewalahan dan mengakibatkan keterlambatan. Ternyata informasi yang kami dapat, bus yang membawa semua peserta berangkat tepat waktu. Dan sampai lokasi pun tepat waktu. Wonderful.

Sampai lokasi semua peserta langsung disambut, kemudian diarahkan ke restoran Cempaka. Di restoran ini semua peserta dimintakan untuk saling berinteraksi antar peserta sambil menikmati hidangan makan siang. Dan berikutnya adalah istirahat dan acara bebas untuk semua peserta.

Pukul 15.30 peserta karyawan diminta untuk kembali berkumpul di ruang lt2 dari restoran Cempaka, untuk mengikuti acara selanjutnya yaitu beberapa sambutan dari para direksi dan permainan-permainan yang dipandu oleh team Pro-gnosys.

Kami sangat menikmati acara-acara atau permainan-permainan yang luar biasa mengandung banyak ilmu itu. Menurut saya team Pro-gnosys juga merupakan team yang luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa, mereka dapat mengarahkan kami yang –kita sama-sama tahu lah- jika diberi arahan didengarkan tapi kadang tidak memperhatikan, dan jika diberi arahan suka asik ngobrol sendiri, tidak semua tapi banyak –termasuk saya-, menjadi kompak. Tidak ada kesulitan yang berarti saya lihat yang dialami team Pro-gnosys.

Dari permainan mengambil makanan-makanan yang ditebar dibeberapa area yang sudah ditentukan melalui papan yang disanggah benda/krat supaya tidak mengenai tanah. Jika menyentuh tanah, gugur dan hasil yang didapanpun harus dikembalikan. Seru, semua merasa bisa mengambil makanan itu. Semua merasa paling jagoan untuk yang paling banyak mengambil makanan itu, semua mengambil ancang-ancang untuk mengambil yang paling jauh sekalipun,-termasuk saya- sampai ada yang berteriak “Dengarkan, dengarkan saya!, beban kita terlalu berat, masanya akan lebih berat di ujung sini, kalian pasti jatuh dan menyentuh tanah!, ambil yang dekat dulu!”. Silent. Saya berfikir, -yang lain juga mungkin- kalau hal itu ada benarnya, tapi didalam diri ini memberontak, saya masih bisa mencoba lagi kok, bisa ach, tinggal agak dimiringkan sedikit lagi papannya dan badan saya agak maju sedikit, tangan saya kan panjang, pasti bisa. Tapi pendapat sudah masuk quorum untuk tidak diteruskan, jadi kami menang di area kedua saja.

Permainan kedua, kami diharuskan melalui suatu jalur yang dibatasi tali-tali setinggi setengah meteran dan kami tidak diperkenankan meyentuh tali itu, alias kami harus merangkak dengan tetap bersentuhan dengan anggota masing-masing kelompok menuju ke tempat di depan kami yang berjarak +2 meter, berkumpul jadi satu di tempat atau bundaran yang sudah ditentukan dengan ukuran 1x1m dan tidak boleh menyentuh talinya. Dengan anggota kelompok yang memiliki berat badan di atas rata-rata kami terpaksa sedikit melanggar peraturan. Itu pun kami harus mengulang beberapa kali untuk sampai daerah aman itu, karena kami tertangkap mata oleh team Pro-gnosys kalau anggota badan kami menyentuh tali. Sempat membuat kami gemas dan penasaran, masa sich tidak bisa yang seperti ini saja, ini biasanya terjadi kalau sudah sedang narsis mode:on, ingin menunjukkan paling bisa. Ada yang lucu juga, kelompok kami semua sudah masuk zona aman satu dan sebagian sudah di zona aman dua, ada yang saking penasaran dan ingin terus memastikan bahwa teamnya dalam kesesuaian peraturan dan sampai zona aman ke tiga dengan segera, sampai lupa dan beliau keluar dari zona aman satu. Yang akhirnya membuat putus jalur, dan kami harus memulai dari awal lagi. Semua. Tahu yang dirasakan dan diteriakkan anggota team? Dengan muka memelas, serempak! “yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”. Hehehehe… that’s the games are for kan…

Permainan di hari pertama usai, dilanjutkan dengan kilas balik penerapan dan nilai dari permainan-permainan yang sudah kami lalui kemudian makan malam bersama. Acara makan malam diiringi organ tunggal dengan dua artisnya yang cantik-cantik dan dibarengi dengan pemberian hadiah serta doorprize.

Setelah makan malam, karaoke bersama sambil menyalakan api unggun, dengan diberi sajian makanan traditional serta minuman bandrek dan bajigur. Hmm... hangat. Waktu makan malam diajak Ibu Nenden untuk nyanyi bareng di panggung, jawaban saya seperti biasa, pasang senyum manis dan geleng atau “gak ach”. Tapi di acara karaoke, saya terbawa suasana. Apalagi setelah melihat Ibu Dina Aloys yang semangat sekali bernyanyi dan kalau sudah dengar lagu dangdut langsung joget patah-patah ala Anisa Bahar. Ya ampuuuuuuun, Bu, kok yo aku sing isin, hehehe. Dengan logat jawanya “Ayo cepetan kita nyanyi, aku udah kebakar semangat nich”. Top dech Ibu yang satu ini.

Dina Aloys: “Kok gak ada yang milih lagu Broery sama Dewi Yul sich, ini kan bagus lagunya”
Diena : “Ya uda Mbak, tinggal bilang aja ke DJnya nomor berapa”
Dina Aloys: “Aku gak bisa nyanyinya”
Diena: “loch!”
Dina Aloys: “Hehehe… aku suka dengerinnya kalo lagu Broery sama Dewi Yul, gak bisa nyanyinya, aku ngikutin aja…”
Kalau Pak Acep dengar percakapan ini, pasti akan bilang, “capee deeech….” Hehehehe…

Jam 23.30 kami menutup acara karaoke dengan lagu Lilin-lilin kecil dan Kemesraan. Duch, saya betul-betul terbawa emosi, dengan kuat saya mempertahankan air bening hangat yang sangat ingin keluar dari mata saya.


Hari Minggu, 4 mei 2008 acara dimulai dengan makan pagi bersama, kembali di restoran Cempaka, kalau kemarin sarapan bubur, kali ini saya makan nasgor. Rasanya lumayan.

Acara setelah sarapan, kembali kami berhadapan dengan team Pro-gnosys. Termasuk semua keluarga, mereka juga ikut bermain tapi terpisah.

Permainan untuk karyawan kali ini dibuat sedemikian rupa sehingga semua kelompok satu sama lain terkait kerjasama untuk dapat meloloskan hasil bersama. Permainan yang luar biasa. Luar biasa sulit maksudnya, tapi fun. Tapi sebetulnya tidak sesulit itu, kalau kami memiliki kesabaran, konsisten dengan yang sudah ditetapkan dan konsentrasi. Tapi kadang kan kalau sudah banyak orang banyak suara seperti di lapangan itu, kosentrasi buyar, dan gaya pura-pura jadi motivator dan pemimpin lebih menonjol. Tapi ya itu lah yang sedang kami pelajari. Saya juga sempat bingung dengan suasana yang rame itu, “Mbak Diena kurang tarik!”. Oh iya, kalau talinya kurang kencang ditarik kita kurang memiliki  keseimbangan untuk bisa memberi jalan untuk bola itu dengan mulus. Tapi kalau terlalu kencang ditarik, kita juga kadang terlupa dengan tiba-tiba melepasnya sehingga mengganggu belahan peralon berikut yang sedang membawa bola, yang akhirnya bola terpelanting ke tanah. Dan gugur sudah kalau sudah jatuh. Hutang bertambah. Dengar-dengar hutang kami dipermainan ini adalah 3 milyar! Siapa yang bisa bayar, sedangkan bola-bola yang termahal yang seharusnya digoalkan sudah gugur berjatuhan. Tapi kami tidak berhenti bermain sampai waktu benar-benar habis.

Saya senang sekali dengan kebersamaan dua hari itu. Semua wajah yang saya coba pandangi satu persatu, tidak menunjukkan ketidak gembiraan. Walaupun ada juga wajah yang entah apa yang difikirkan, raga beliau ada disini, tapi fikiran sedang merancang sesuatu, tidak disini, tapi nanti. Ada juga yang menujukkan wajah penuh strategi, setelah ini apa ya. Ada yang sedang memikirkan, tempat mana lagi nich bisa dimanfaatkan untuk baca buku. Serta ada yang kalau mau diperhatikan lebih dekat lagi, jika wajah itu bisa berbicara, dia akan bilang “duch, kok saya gak berani ya untuk bilang?”

Saya sendiri berusaha untuk benar-benar ada disana, saya harus bisa memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin, supaya saya bisa lebih dekat lagi dengan teman-teman, dengan keluarganya, dengan atasan. Dengan atasan, saya tidak merasakan jarak dua hari itu. Walaupun saya tetap berusaha hormat pada beliau-beliau. Beliau-beliau adalah atasan yang menyenangkan to work and play with. Bermainnya tentu bermain yang edukatif.

Dalam permainan-permainan saya melihat itu semua. Merangkak bareng, dempet-dempetan bareng, dikerjain Pro-gnosys bareng, kasih support, bahkan di”aniaya” bawahan juga ada, tapi tetap senyum bahkan tertawa. So fun.

Selesai permainan terakhir, seperti biasa ada kilas balik untuk semua permainan yang kami jalani. Pro-gnosys meminta kami untuk berkelompok sesuai divisi. Saya adalah yang paling cantik di divisi sales. Tidak ada saingan, tidak mungkin kan saya bersaing dengan Hennry, jauuuooh. 

Semua pembahasan kilas balik mayoritas mengarahkan kita untuk bisa bekerja sama dengan baik. Itu terbukti pada saat team Pro-gnosys membagikan kertas kuning yang berisi harapan-harapan dari teman-teman. They are actually aware with cooperation in team. Hanya memang harus ada leader atau pemimpin yang terus mendorong yang kurang bersemangat dan memberdayai yang masih penuh semangat dengan segala fasilitas perberdayaannya itu.

Diujung acara, Pro-gnosys meminta kami untuk membuat suatu yel-yel dan moto untuk masing-masing divisi. Kami langsung ngariung, berembuk dengan semua anggota divisi. Dan yang paling cepat menentukan yel-yel dan moto adalah team sales. Pastinya, sang maestro masuk di divisi kami. Semangat tinggi dong. Dari team admin saya lihat Pak Acep sedang pw alias mengambil posisi wenak untuk nulis di kertas yang ada di lantai.

Berikut yel-yel sekaligus moto untuk tiap divisi;

Team sales:
Fighting spirit
Optimized
Commitment
Unbeatable
Success
Team tehnik
Synergy
Initiative
Active
Productive
Team admin
Siap
Melayani
Semua

Semoga semua itu bisa terus diingat dan diterapkan.

Pukul 12.00 kami siap-siap kembali  ke Jakarta. Kalau awal berangkat saya ikut team advance dengan inova, saya sengaja pilih pulang ikut bus dengan kawan-kawan. Karena terbayang akan lebih banyak senyum dan tawa lagi yang saya dapatkan. Sempat bus yang saya ikuti, yang diketuai oleh Pak Djoko mengalami kerusakan AC, puanasnya minta ampun, padahal di luar hujan. Mengenaskan sekali kan. Sampai ada yang mabok.

Pak Yudhi: “kita komplain aja ke pihak bus, kalau perlu gak usah kita bayar”
Ibu Ika: “orang kita udah bayar”
Pak Yudhi: “oh uda bayar?, kalau gitu dimasukin koran aja kalo perlu…”


Itu sebagian obrolan saat mobil puanas.

Pak Djoko langsung berkoordinasi dengan pihak Blue Bird di Jakarta untuk mengatasi masalah ini. Blue Bird berjanji akan mengirim armada baru yang lebih baik dari Jakarta dan kami akan dijemput dalam perjalanan. Dan itu benar, tidak jauh setelah kami melewati Ciampelas, armada baru datang, ya walaupun kami sempat menunggu sekitar 30 menit , tapi itu tidak terasa, karena teman-teman di bus 1 ikut turun dan menemani kami menunggu. So lovely.

Bus pengganti 2 kali lebih bagus kelasnya dengan bus yang awal, pihak blue Bird benar-benar berusaha menunjukkan komitmennya dalam pelayanan. Luar biasa. Yang tadinya kami kepuanasan, sekarang kami menggigil kedinginan!.

Dengan logat jawa;
Lutfi: “Pak Djoko, tolong bilangin ke supirnya, ACnya matiin kami kedinginan”
All: “huahahahahaha………”
Sapto: “ach musiknya gak enak nich”
Lutfi: “Iya, bilangin aja ke supirnya, musiknya gak enak gitu, kita minta ganti busnya lagi aja…”
Nasrul: “kita? eloe aja kali, gue enggak”

Itu sebagian celotehan saat mobil duingiiiin.


Kemesraan ini janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini Inginku kenang selalu
Hatiku damai, jiawaku tentram disampingmu
Hatiku damai jiwaku tentram bersamamu

………………

Dan kau lilin-lilin kecil sanggupkah kau mengganti
Sanggupkah kau memberi seberkas cahaya
Dan kau lilin-lilin kecil sanggupkah kau berpijar
Sanggupkah kau menyengat seisi dunia



END


Diena Hudiana A.
050508

Tidak ada komentar:

Akar Kata [Mujarad] Dalam Bahasa Arab

Umumnya atau mayoritas akar kata dalam bahasa Arab terdiri dari 3 huruf  biasanya berharakat fathah.  Akar kata bahasa Arab ini biasanya  ad...