Pembahasan Surat ke-1:
Surat Al Faatihah, Ayat ke-1, Kalimah ke-2
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm, al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn, ar-raḥmānir-raḥīm, māliki yaumid-dīn, iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn, ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm, ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn.
Artinya:
1. Dengan menyebut nama Allah : بِسْمِ ٱللَّهِ
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang : ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
2. Segala puji bagi Allah : ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ
Tuhan semesta alam : رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang : ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan : مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah : إِيَّاكَ نَعْبُدُ
dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan : وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus : ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
7. (yaitu) Jalan orang-orang yang : صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ
telah Engkau beri nikmat kepada mereka : أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ
bukan (jalan) mereka yang dimurkai : غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat : وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Pembahasan Kata
الله
Di dalam Al Qur'an, berdasarkan akar katanya (أله)
- terdapat 2699 kali yang berasal dari kata الله,
- terdapat 147 kali yang berasal dari kata إِلٰه dan
- terdapat 5 kali yang berasal dari kata ٱللَّهُمَّ
Ahli nahwu sharaf abad ke-3 Hijriah, Imam Abul Baqa' Al-Ukbari (Iraq, 757-760M) menerangkan bahwa asal kata الله adalah الإلاه (al-ilah) atau kalau diuraikan menjadi
( ا ل إ ل ا ه )
Kemudian huruf hamzah dibuang,
( ا ل ل ا ه )
lam pertama disukunkan
( ا لْ ل ا ه )
dan digabung dengan lam kedua
( ا لّ ا ه )
....
Kalau dirangkai kembali akan menjadi الّاه dimana alif (ا) kedua dapat ditulis menjadi alif khanjariiya ( –ٰ– ) sehingga menjadi الله
Tapi para ulama banyak yang tidak mau 'mengutak ngatik' asal kata Allah ini karena tidak 'etis'. Para Ulama menyarankan untuk mengucapkan لَفْظُ الْجَلالَة (lafadz Al-Jalaalah) sebagai pengganti "kata Allah".
Lafadz Al-Jalaalah اللهِ didalam ayat ini menjadi kasrah ( ـهِ ) dikarenakan huruf jar ( بِ ) mengkasrahkan اسْمِ sementara lafadz al-Jalaalah اللهِ adalah objek dari اسْمِ sehingga juga ikut dikasrahkan oleh huruf jar ( بِ ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar