Senin, 11 September 2023

Akar Kata [Mujarad] Dalam Bahasa Arab


Umumnya atau mayoritas akar kata dalam bahasa Arab terdiri dari 3 huruf biasanya berharakat fathah. Akar kata bahasa Arab ini biasanya  adalah kata fi'il madhi (فِعْل مَاضِي) yaitu kata kerja telah lampau yang dilakukan oleh orang laki2 pihak ke-3: "dia laki-laki telah". Serta mengikuti acuan atau timbangan atau rumus tertentu yang dalam bahasa Arab yang disebut wazan. Pola atau kombinasi atau patern atau form seluruh bahasa Arab ada 35 (mayoritas dari 3-huruf, tapi ada juga yg 4-huruf atau 5-huruf). Masing-masing pola atau kombinasi ini ada beberapa wazan.


Perubahan akar kata kerja menjadi kata kerja lain baik kata kerja sekarang, perintah maupun kata benda (isim) dan lain-lain disebut tasrif. Tasrif berdasarkan jumlah atau jenis pelakunya (dhamir) disebut tasrif lughawi. Sedangkan tasrif berdasar jenis kata (kerja, isim, perintah, dll) disebuy tasrif ishtilahi.

Fi'il madhy berubah menjadi fi'il mudhari' disebut tasrif ishtilahi. Sedangkan Fi'il dengan dhamir huwa ke dhamir nahnu disebut tasrif lughawi.

Untuk Fi'il dari kelompok 3-huruf yang tidak ada huruf sisipan sama sekali (disebuat fi'il mujarrad) ada 6 pola atau form (istilah santri bab), sedangkan dari kelompok 3-huruf  yang ada sisipan 2-3 huruf (disebut fi'il mazid) ada 12 bab. Dan masing2 bab banyak wazan (rumus) perubahannya.

Bab ke-1 (mulai dari mujarrad) yaitu 'abada (عَبَدَ) (fi'il madhi) yang artinya (dia laki2 telah) menyembah, berubah menjadi fi'il mudhari' ya'budu (يَعْبُدُ) yang berarti (dia laki2 sedang, akan dan senantiasa) menyembah. 

Kata 'abada mempunyai rumus (wazan) seperti itu, yaitu عَبَدَ (fathah semua) sedangkan kata ya'budu mempunyai wazan "dhamir rafa' + huruf pertama suku (mati) + huruf ke-2&3 dhammah" yaitu يَعْبُدُ. Perubahan tasrif dari 'abada  ke ya'budu disebut tasrif ishtilahi. 

Kalau dhamir rafa' (subjek) diganti menjadi kami maka kata fi'il mudharif ya'budu menjadi na'budu (نَعْبُدُ) yang berarti "kami (sedang, akan dan senantiasa) menyembah. Perubahan dari ya'budu ke na'budu disebut tasrif lughawi. Sementara wazan ya'budu dengan na'budu sama yaitu "dhamir rafa' + huruf pertama suku (mati) + huruf ke-2&3 dhammah".

Semua kata bahasa Arab yang mengikuti pola atau bab ke-1 ini, wazannya (rumusnya) sama semua. 

Contoh: كَتَبَ = (dia laki2 telah) menulis sebagai fi'il madhi dan fi'il mudhari'nya يَكْتُبُ = dia (laki2 sedang, akan dan senantiasa) menulis. Maka menjadi نَكْتُبُ jika subjeknya berubah menjadi kami.


Kalaam (كلام) atau kalimat dalam bahasa Arab

Isim (إسم), Fi'il (فعل) dan Huruf (حرف)


Kalaam (كلام) disebut kalimat dalam bahasa Indonesia, al kalaam (الكلام) adalah kalimat yang bermakna yang terdiri dari paling sedikit dua kata.


Kalimah/t (كلمة) adalah atau disebut kata dalam bahasa Indonesia.

Jadi al kalaam terdiri dari mininal dua kalimat atau kalimatain (كلمةين).

Biasanya (sebagian besar) akar kata bahasa Arab terdiri dari 3 huruf dan biasanya berharakat fathah. Akar kata bahasa Arab ini biasanya  adalah kata fi'il madhi (فِعْل مَاضِي) yaitu kata kerja telah lampau yang dilakukan oleh orang laki2 pihak ke-3: "dia laki2 telah".


Kalimat terdiri dari 3 (tiga) jenis, yaitu Isim (إسم), Fi'il (فعل) dan Huruf (حرف).

1. Isim (إسم) adalah kata benda dan sifat. Definisi Ali RA bahwa isim adalah nama apapun. Kalau definisi pesantren (ilmu nahwu) bahwa isim adalah kalimah/t yang menunjukan makna mandiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman (waktu).

2. Fi'il (فعل) adalah kata kerja atau perintah. Ali RA mendefinisikan fi'il sebagai kata yang memberikan informasi/aktifitas. Sedangkan berdasarkan ilmu nahwu sharaf bahwa fi'il adalah kalimat yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan pengertian zaman (waktu).

3. Huruf (حرف) adalah kata yang dipakai untuk melengkapi arti dari jenis kalimah/t lainnya (isim dan fi'il). Menurut Ali RA, huruf adalah kata imbuhan (particles) untuk melengkapi makna. Berdasarkan ilmu nahwu bahwa بِ ini adalah huruf jar yaitu huruf yang mengkasrahkan (–ِ–) harakat/baris dari kalimat berikutnya.

Kemudian ada juga huruf lemah atau huruf 'illat (علّت) atau penyakit, yaitu yang terdiri dari ا، ي ، و. Disebut huruf lemah atau penyakit (علّت) karena jika terdapat didalam akar kata, maka huruf ini dapat berubah diantara mereka karena perubahan kalimat. 

Dalam ilmu nahwu sharaf, perubahan harakat di akhir sebuah kata disebit i'raab (‎‎إِعْرَاب). I'raab yang terjadi pada isim disebut i'raab isim. I'raab (perubahan harakat) yang mengkasrah kata disebut i'raab jarr (جرّ). Isim yang akhirannya berkasrah disebut isim majrur.

Perubahan huruf 'illat (ايو) - "aywa"

1. Posisi di awal kata:
- huruf yaa' (ي) dan waw (و) berharakat akan berubah menjadi waw ( و) dan/atau yaa' (ي) tidak berharakat.

2. Posisi di tengah kata:
- huruf alif (ا) tidak berharakat berubah menjadi yaa' (ي) atau waw (و) tidak berharakat.
- huruf yaa' mati (يْ) atau waw (و) tidak berharakat berubah menjadi alif (ا) tidak berharakat.

3. Posisi di akhir kata:
- huruf alif (ا) tidak berharakat berubah menjadi waw (و) tidak berharakat.
- huruf yaa' mati (يْ) berubah menjadi alif maqshuurah (ى), alif maqshuurah tidak berharakat sama sekali.
-  huruf waw (و)  tidak berharakat berubah menjadi alif (ا) tidak berharakat.


Kalimat Idhafah

Kalimat Idhafah adalah kalimat majemuk dari dua atau lebih kata benda. Kata benda yang pertama disebut Mudhaf dan kata benda kedua dan seterusnya disebut Mudhaf Ilaihi. Tujuan dari kata majemuk/idhafah ini agar kata2 benda yang berdiri sendiri-sendiri ini menjadi jelas artinya (ma'rifat), sebagai contoh:

1a. bismi = dengan nama (tidak jelas - nakirah)

1b. Allah = Allah (jelas - ma'rifat)

Maka gabungannya

1a + 1b. Bismillahi = dengan Nama Allah (jelas - ma'rifat)

Contoh lain:

3a. Rabb = Tuhan, Pemilik (belum jelas yang mananya karena orang Arab menyebut Rabb juga kepada pemilik Kambing - ingat cerita dialog Abrahah dengan Abdul Muthalib, jadi kata Rabbi adalah isim nakirah).

3b. Al-'Aalamiina = Alam Semesta (jelas - ma'rifat).

Gabungan katanya menjadi 

Rabbil'aalamiina = Pemelihara (Semua) Alam Semesta (jelas - ma'rifah).

https://alfaazha.blogspot.com/2016/01/q001001002-surat-al-fatihah-ayat.html

Sabtu, 09 September 2023

Pembahasan Ayat Al Qur'an Per Kata, Al Faatihah [2]

 Pembahasan Surat ke-1: 

Surat Al Faatihah, Ayat ke-1, Kalimah ke-2

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ


Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm, al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn, ar-raḥmānir-raḥīm, māliki yaumid-dīn, iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn, ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm, ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn.


Artinya:   

1. Dengan menyebut nama Allah :    بِسْمِ ٱللَّهِ         

    Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang :    ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

2. Segala puji bagi Allah :    ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ 

    Tuhan semesta alam :    رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang :   ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

4. Yang menguasai di Hari Pembalasan :   مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

5. Hanya Engkaulah yang kami sembah :   إِيَّاكَ نَعْبُدُ 

    dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan :   وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

6. Tunjukilah kami jalan yang lurus :   ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

7. (yaitu) Jalan orang-orang yang :   صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ

    telah Engkau beri nikmat kepada mereka :   أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

    bukan (jalan) mereka yang dimurkai :   غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ

    dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat :   وَلَا ٱلضَّآلِّينَ


Pembahasan Kata


 الله

Di dalam Al Qur'an, berdasarkan akar katanya (أله) 

- terdapat 2699 kali yang berasal dari kata الله, 
- terdapat 147 kali yang berasal dari kata إِلٰه dan 
- terdapat 5 kali yang berasal dari kata ٱللَّهُمَّ


Ahli nahwu sharaf abad ke-3 Hijriah, Imam Abul Baqa' Al-Ukbari (Iraq, 757-760M) menerangkan bahwa asal kata الله adalah الإلاه (al-ilah) atau kalau diuraikan menjadi
‎ ( ا ل إ ل ا ه ) 
Kemudian huruf hamzah dibuang, 
‎( ا ل ل ا ه )
lam pertama disukunkan 
‎( ا لْ ل ا ه )
dan digabung dengan lam kedua
‎( ا لّ ا ه )
....

Kalau dirangkai kembali akan menjadi الّاه dimana alif (ا) kedua dapat ditulis menjadi alif khanjariiya ( –ٰ– ) sehingga menjadi الله

Tapi para ulama banyak yang tidak mau 'mengutak ngatik' asal kata Allah ini karena tidak 'etis'. Para Ulama menyarankan untuk mengucapkan لَفْظُ الْجَلالَة (lafadz Al-Jalaalah) sebagai pengganti "kata Allah".

Lafadz Al-Jalaalah اللهِ didalam ayat ini menjadi kasrah ( ـهِ ) dikarenakan huruf jar ( بِ ) mengkasrahkan اسْمِ sementara lafadz al-Jalaalah اللهِ adalah objek dari اسْمِ sehingga juga ikut dikasrahkan oleh huruf jar ( بِ ). 

Lafazh Al-Jalaalah اللهِ menjadi kasrah diakhiran ( ـهِ ) karena mudhaf ilaih (ditambahkan setelahnya). Rangkaian dua buah Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakirah (tapi tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang adalah Ma'rifah dinamakan Mudhaf ilaih.  



Semoga bermamfaat, wallahu a'lamu bishshawab.



https://alfaazha.blogspot.com/2016/01/q001002001-surat-al-fatihah-ayat.html

Pembahasan Ayat Al Qur'an Per Kata, Al Faatihah [1]

Pembahasan Surat ke-1: 

Surat Al Faatihah, Ayat ke-1, Kalimah ke-1



بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ


Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm, al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn, ar-raḥmānir-raḥīm, māliki yaumid-dīn, iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn, ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm, ṣirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn.


Artinya:   

1. Dengan menyebut nama Allah :    بِسْمِ ٱللَّهِ         

    Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang :    ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

2. Segala puji bagi Allah :    ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ 

    Tuhan semesta alam :    رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang :   ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

4. Yang menguasai di Hari Pembalasan :   مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

5. Hanya Engkaulah yang kami sembah :   إِيَّاكَ نَعْبُدُ 

    dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan :   وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

6. Tunjukilah kami jalan yang lurus :   ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

7. (yaitu) Jalan orang-orang yang :   صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ

    telah Engkau beri nikmat kepada mereka :   أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ

    bukan (jalan) mereka yang dimurkai :   غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ

    dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat :   وَلَا ٱلضَّآلِّينَ


Pembahasan Kata


بِسْمِ

(bismi)

Artinya: dengan nama
Jenis kalimah: isim (إسم) adalah kata benda dan sifat. Definisi Ali RA bahwa isim adalah nama apapun. Kalau definisi pesantren (ilmu nahwu) bahwa isim adalah kalimah/t yang menunjukan makna mandiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman (waktu).

Ada juga yang berpendapat bahwa kalimat بِسْمِ ini berjenis jar wa majrur (isim yang dikasrahkan oleh huruf jar).

Awalan1: بِ
Artinya: dengan
Jenis kalimah: huruf (حرف) adalah kata yang dipakai untuk melengkapi arti dari jenis kalimah/t lainnya (isim dan fi'il). Menurut Ali RA, huruf adalah kata imbuhan (particles) untuk melengkapi makna. Berdasarkan ilmu nahwu bahwa بِ ini adalah huruf jar yaitu huruf yang mengkasrahkan (–ِ–) harakat/baris dari kalimat berikutnya.

Jadi kata بِيْمِ terdiri dari dua (jenis) kalimat, yaitu بِ dan سْمِ. 

Kita sudah bahas kata pertama yaitu بِ sedangkan pembahasan kata ke-2 سْمِ  sbb:

Asal kalimah/t: ٱسْم
Artinya: nama
Jenis kalimah: isim

Akar kalimah/t atau jidzir dari kalimat ٱسْم sbb:

Akar kata: سمو atau  س م و  (siin miim waaw). Akar kata bahasa Arab sebagian besar (mungkin lebih dari 90%) terdiri dari tiga aksara atau huruf pembentuk kata. Biasanya akar kata ini dituliskan dalam bentuk lampau yang dilakukan orang ketiga laki-laki. Tetapi di kamus hanya di tuliskan tanpa "dia laki2 telah". Mayoritas 3-huruf pembentuk kata ini berharakat fathah, jadi akar kata سمو ini dapat ditulis menjadi سَمَوَ. 
Artinya: (dia laki2 telah) meninggikan. Berdasarkan kamus Arab - Indonesia karangan Prof DR H Mahmud Yunus, hal 180 katanya سَمَا artinya tinggi, tertinggi. Berdasarkan kamus Al Mawrid hak 243 arti سَمَا adalah to rise (high), tower up, dll.

Seperti telah kita sebut beberapa hari yang lewat bahwa aksara ا ي dan و adalah huruf (pembentuk kata) yg lemah, dia bisa berubah. Dalam kata سمو aksara و berubah menjadi ا (alif) tanpa harakat (hanya jika posisi و ada di tengah atau di akhir, kalau posisi و ada di awal maka dia berubah menjadi ى / alif maqshuurah atau tetap و tanpa harakat)

Jenis akar kata: fi'il (فعل) adalah kata kerja atau perintah. Ali RA mendefinisikan fi'il sebagai kata yang memberikan informasi/aktifitas. Sedangkan berdasarkan ilmu nahwu sharaf bahwa fi'il adalah kalimat yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan pengertian zaman (waktu).

Semoga bermamfaat, wallahu a'lamu bishshawab.


Wassalam,
Aba Abdirrahim 

Referensi : https://tafsirweb.com/37082-surat-al-fatihah-lengkap.html

Pengertian Isim dan Ciri-cirinya

Isim   ( إسم )  adalah setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna-makna yang ...