Bismillahirahmaanirrahiim..
Kupanjatkan doa, permohonan dan pengaharapan hanya kepada Allah SWT,
Yang Maha Berkasihsayang, Yang Maha Mencintai dengan kecintaannya yang murni,
dengan kasih sayangnya yang tulus tiada banding. Shalawat dan salam tercurah
untuk baginda tercinta Rasulullah SAW, yang sangat-sangat kurindukan.
Semoga Allah menjaga hati dan fikiranku, serta tanganku dalam upayaku
menuliskan satu hal yang ada dibagian kecil fikiranku. Terlalu banyak
sebetulnya yang aku fikirkan dan ingin aku tuliskan, terlalu banyak rencana dan
pengharapan yang ingin sekali aku wujudkan menjadi suatu gerak nyata. Insya
Allah, dan semoga yang aku fikirkan dan rencanakan ini mendapatkan ridho
dari-Nya. Karena hanya dengan ijinnyalah segala sesuatu itu terwujud dan
menjadi penuh manfaat.
“Dan milik Allah lah kerajaan langit dan bumi; dan Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu” [4:189]
Aku tidak bermaksud takabur tentu saja, bahwa semua cita-citaku yang
sudah kugapai mendapat ridho dari-Nya. Oleh karenanya insya Allah, perkenan-Nya
mengiringi cita-citaku.
Setiap kita akan mendapatkan selipan rasa damai jika yang kita sematkan
dalam sebuah janji baik besar maupun kecil, selalu disandarkan hanya kepada
Allah. Karena hanya Dialah sebaik-baik tempat bersandar, tempat bergantung
“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu” [112:2]
Dijaman sekarang ini, -sayang sekali-, kata insya Allah dikenal dengan
pelemah janji. Jika jawaban kita akan janji misalnya “Ok, insya Allah saya
hadir”. Hal ini tidak diperhitungkan sebagai komitmen yang tinggi. Bagaimana
tidak, Allah Mahatinggi. Banyak yang menafsirkan bahwa yang menjawab ini kecil
kemungkinan untuk bisa datang. Atau akan ditimpali dengan kata-kata “Ah, jangan
insya Allah dong. Kamu pasti datang gak?”. Waduch… kacau sudah dunia kang aw.
Sang pemberi janji maupun penerima janji dengan contoh di atas tidak
menyadari bahwa hanya Allah-lah yang Maha Menetapkan suatu janji atau mengadakan
suatu kejadian. Mereka menyepelekan-NYa, astagfirullah. Sudah tahu kan bahkan kepakan sayap
nyamuk pun untuk bisa terbang karena ijin Allah? Daun kering berguguran atas
ijin-Nya? Nafas kita masih teratur sampai dengan saat ini juga karena Allah
masih mengijinkan kita untuk bernafas. Semut menggigit kaki kita juga dijinkan
Allah.
Jika kita tidak menyandarkan ucapan janji kita kepada Allah, kepada siapa
lagikah kita sandarkan? Jika kesehatan diujikan kepada kita saat janji itu
menjelang dan akhirnya kita tidak dapat memenuhi janji, tidak kah tersadar
bahwa itu sebagai teguran dari-Nya? Atau bahkan jika ternyata kita tidak diberi
umur panjang untuk memenuhi janji itu. Tersadarkan kita bahwa hanya Allah-lah
yang Maha Menetapkan, Maha Berkehendak? Sayangnya, banyak dari kita terlupa
akan hal ini.
Ada satu lagi
yang pernah saya dengar seorang teman berkata, “Insya Allah itu kalau belum
pasti, kalau sudah pasti tidak perlu lagi bilang insya Allah…”.
Ya Robb, aku berlindung hanya pada-Mu dari segala keangkuhan dan
kekerasan hati. Tiada pantas sama sekali hamba menyombong diri.
La hawla wala kuwwata illah billah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar