Bismillahirrahmaanirrahiim..
Allah SWT yang Maha Baik, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
itu tidak pernah tidak mengabulkan doa hambaNya. Termasuk doaku. Hanya saja aku
belum pintar untuk memaknai dan menyikapi doa-doaku yang terkabul itu.
Kesalahanku bersikap, salah berucap, dan salah memikirkan
sering menggagalkan dan menolak secara tidak sengaja terkabulnya doa. Secara
tidak sengaja karena aku merasa belum mengerti dan masih sangat perlu
pembelajaran tentang kesabaran dan keikhlasan akan ketetapan Allah SWT, akan
terkabulnya doaku tadi.
Allah pasti telah menyediakan pijakan-pijakan untukku, agar
aku dapat meraih impianku yang selalu aku gumamkan dalam doa-doaku. Namun mulai
samar tersadar kini bahwa aku kurang terampil, kurang sabar dan kurang ikhlas
menapaki pijakan yang sudah Allah sediakan untukku.
Aku mohonkan pada-Nya agar aku diberi rahmat hati yang
lembut, tutur kata yang halus dalam keseharianku. Aku pun diketemukan dengan
kondisi dimana seorang teman yang membutuhkan satu informasi yang kebetulan aku
yang mengetahui informasi itu. Beliau menanyakannya padaku. Dan beberapa
pertanyaannya aku simpulkan sebagai cerewet dan “ngeyel”, sehingga
tanggapankupun kurang bersahabat pada temanku itu. Alasanku adalah, aku sibuk,
kenapa temanku ini tidak mengerti?. Tidak ada kata-kata kasar yang keluar
–menurutku-, tapi kurang bersahabat.
Aku tidak berbohong dengan alasanku itu, dan tidak salah juga
sebenarnya kalau aku menyimpulkan temanku itu cerewet. Tetapi setelah
percakapan itu selesai, ada teguran halus dari hati nuraniku “kenapa kamu
bersikap seperti itu?”. Rasa menyesal menghinggap dan mengganggu ketenanganku
hatiku, dan gangguannya lebih mengena daripada gangguan kecerewetan temanku
tadi. Astagfirullah.
Aku tidak sabar, aku tidak peka dan
tidak ikhlas dengan ujian yang Allah SWT beri.
Itu sebabnya hatiku belum lembut,
lisanku belum halus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar