Selasa, 25 Februari 2014

Darul Imtihan



Bismillahirahmanirrahiim. Allahumma salli’ala sayyidina Muhammad…

Sungguh Allah swt Maha Adil, untuk mendapatkan kebahagiaan Allah swt memberi sarana pada manusia yaitu akal dan panca indera. Siapa saja yang menggunakan akal dan panca inderanya sesuai dengan perintah Allah swt dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan manusia bukan terletak pada harta benda, jabatan, kerajaan dan sebagainya. Seandainya kebahagiaan ada  pada kekuasaan, maka rakyat jelata akan hina; seandainya kebahagiaan ada pada harta kekayaan, maka semua orang miskin hina.

Allah swt menciptakan seluruh suasana dan keadaan dengan qudrat dan iradah-Nya dalam dunia ini sebagai asbab. Sebab qudratullah terlalu dahsyat bila langsung ditampakkan pada manusia, sebagaimana Musa as. tak sanggup memandang qudratullah ketika dinampakkan pada sebuah gunung, seketika gunung itu hancur dan Musa as, pun pingsan, tak sadarkan diri. Suatu saat dunia ini akan dihancurkan oleh Allah swt. melalui asbab kiamat, meskipun demikian, kita tidak boleh yakin pada asbab.

Kehidupan di dunia hanya sementara, penderitaan yang dialami di dunia betapapun beratnya juga sementara. Demikian pula kebahagiaan yang dirasakan semewah apapun hanya sementara. Dunia bukanlah tempat bersenang-besenang juga bukan tempat beristirahat bagi orang beriman. Karena tempat peristirahatan adalah alam kubur dan tempat bersenang-senang adalah surga.

Orang yang paling pandai bukanlah orang yang mampu mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, orang yang cerdik adalah orang yang sibuk mengumpulkan amal shaleh untuk menyiapkan kehidupan akhiratnya. Dunia ini tidak ada nilainya di hadapan Allah swt. tidak lebih berat dari sebelah sayap nyamuk.

Betapa kecil dan rendah nilai dunia, namun manusia telah memasukkan perkara yang kecil ini ke dalam hati. Sehingga anak, isteri, rumah, kendaraan, perusahaan, bahkan seluruh isi dunia ini telah bersemayam di dalam hati. Sehingga kebesaran Allah swt. keluar dari dalam hati. Jika hati dan pikir telah berpindah dari akhirat ke dunia maka seluruh anggota badan akan berusaha untuk mengejar dunia sekalipun harus melanggar perintah-Nya.

Allah swt mengutus Rasulullah saw. ke dunia untuk menunjukkan jalan kepada manusia, dan hanya satu cara saja untuk menghadapi kehidupan akhirat, dan cara itu tidak akan berubah sampai kiamat.

Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.” (Qs. Al An’am: 153)

Apabila tidak mau mengikuti atau tergelincir dari jalan ini, maka manusia akan menghadapi bencana yang lebih besar dalam hidupnya. Walaupun hidup dalam kemiskinan, tetapi mengikuti cara Rasulullah saw, niscaya Allah swt. akan memuliakannya.

Air mata yang keluar walau setetes di dunia cukup untuk menjadi tameng api neraka. Tetapi tangisan di akhirat walau mengeluarkan air mata darah, hingga biji mata keluar pun takkan mengubah keputusan Allah swt. Itulah karenanya, dunia adalah “darul imtihan” (tempat ujian) bagi orang mukmin.

Wallahua'lam

Tidak ada komentar:

Pengertian Isim dan Ciri-cirinya

Isim   ( إسم )  adalah setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna-makna yang ...