Bismillahirahmanirrahiim.
Allahumma salli’ala sayyidina Muhammad…
Sungguh
Allah swt Maha Adil, untuk mendapatkan kebahagiaan Allah swt memberi sarana
pada manusia yaitu akal dan panca indera. Siapa saja yang menggunakan akal dan
panca inderanya sesuai dengan perintah Allah swt dan Rasul-Nya, maka ia akan
memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan manusia bukan terletak pada harta benda,
jabatan, kerajaan dan sebagainya. Seandainya kebahagiaan ada pada kekuasaan, maka rakyat jelata akan hina;
seandainya kebahagiaan ada pada harta kekayaan, maka semua orang miskin hina.
Allah
swt menciptakan seluruh suasana dan keadaan dengan qudrat dan iradah-Nya dalam
dunia ini sebagai asbab. Sebab
qudratullah terlalu dahsyat bila langsung ditampakkan pada manusia, sebagaimana
Musa as. tak sanggup memandang qudratullah ketika dinampakkan pada sebuah
gunung, seketika gunung itu hancur dan Musa as, pun pingsan, tak sadarkan diri.
Suatu saat dunia ini akan dihancurkan oleh Allah swt. melalui asbab kiamat,
meskipun demikian, kita tidak boleh yakin pada asbab.
Kehidupan
di dunia hanya sementara, penderitaan yang dialami di dunia betapapun beratnya
juga sementara. Demikian pula kebahagiaan yang dirasakan semewah apapun hanya
sementara. Dunia bukanlah tempat bersenang-besenang juga bukan tempat
beristirahat bagi orang beriman. Karena tempat peristirahatan adalah alam kubur
dan tempat bersenang-senang adalah surga.
Orang
yang paling pandai bukanlah orang yang mampu mengumpulkan harta
sebanyak-banyaknya, orang yang cerdik adalah orang yang sibuk mengumpulkan amal
shaleh untuk menyiapkan kehidupan akhiratnya. Dunia ini tidak ada nilainya di
hadapan Allah swt. tidak lebih berat dari sebelah sayap nyamuk.
Betapa
kecil dan rendah nilai dunia, namun manusia telah memasukkan perkara yang kecil
ini ke dalam hati. Sehingga anak, isteri, rumah, kendaraan, perusahaan, bahkan
seluruh isi dunia ini telah bersemayam di dalam hati. Sehingga kebesaran Allah
swt. keluar dari dalam hati. Jika hati dan pikir telah berpindah dari akhirat
ke dunia maka seluruh anggota badan akan berusaha untuk mengejar dunia
sekalipun harus melanggar perintah-Nya.
Allah
swt mengutus Rasulullah saw. ke dunia untuk menunjukkan jalan kepada manusia,
dan hanya satu cara saja untuk menghadapi kehidupan akhirat, dan cara itu tidak
akan berubah sampai kiamat.
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah
jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.”
(Qs. Al An’am: 153)
Apabila
tidak mau mengikuti atau tergelincir dari jalan ini, maka manusia akan
menghadapi bencana yang lebih besar dalam hidupnya. Walaupun hidup dalam
kemiskinan, tetapi mengikuti cara Rasulullah saw, niscaya Allah swt. akan
memuliakannya.
Air
mata yang keluar walau setetes di dunia cukup untuk menjadi tameng api neraka.
Tetapi tangisan di akhirat walau mengeluarkan air mata darah, hingga biji mata
keluar pun takkan mengubah keputusan Allah swt. Itulah karenanya, dunia adalah
“darul imtihan” (tempat ujian) bagi orang mukmin.
Wallahua'lam